Futsal oh futsal (part 2)

             Pasca musibah itu, gue langsung balik. Kayanya gue bisa sedikit bersyukur waktu itu belum di bolehin bawa motor, ga kebayang aja kalo gue harus nahan sakit tiap ganti gigi. Sampe rumah gue langsung cuci kaki biar darahnya bersih dan tidur. Gue harap pas gue bangun sakitnya udah mendingan.


            Ternyata pas gue bangun  jam 7, sakit di kaki gue makin menjadi. Tetesan darah di kasur gue makin banyak. Karena takut infeksi dan air ketuban gue pecah, gue mutusin buat bilang ke nyokap.

Kok basah?

Hari ini adalah hari yang biasa. Gue masuk sekolah dengan biasa, ngobrol dengan biasa, lupa pake celana dalem dengan biasa, sampai gue menemukan suatu hal yang tidak biasa.

Dimulai dari percakapan gak jelas bagas dan desmon, di sela-sela pelajaran bahasa jepang yang membosankan

"Mon, kemaren lu dari mana? Hujan gak?" Tanya bagas dengan tampang gantengnya
"Gue dari rumah, iya hujan, kenapa emang?"
"KOK BASAH?"
"Hah?" desmon mulai bingung, kayanya dia mikir antara salah denger ato bagas yang salah ngomong
"Iya, KOK MOTOR LU BASAH?" Bagas mengulang pertanyaannya dg lebih jelas, mantap, dan sarap.
"Iyalah basah, kan hujan"
"Oh iya yah." Kayanya bagas lupa bawa otaknya, atau dia agak teler abis nyium bau keteknya sendiri.
"Aneh lu, aki- aki somplak"


Dasar aki somplak