Selasa, 05 Februari 2013

Menjadi penulis yang baik

          Sejujurnya, gue bukanlah penulis. Lebih tepatnya gue belum menjadi penulis. Blog ini pun gue buat hanya untuk sekadar iseng-iseng. But, gue tetep harus merhatiin tulisan gue agar menjadi tulisan yang baik dan enak dibaca para pembaca atau minimal calon pembaca gue. Gue sendiri belum ngerasa kalau tulisan gue bagus, tapi gue akan dan selalu mencoba untuk membuat tulisan-tulisan yang bagus. Tips-tips menulis yang baik dan benar pun sedikit banyak berasal dari postingannya Raditya Dika... 


Nah, di postingan ini gue mau nulis sedikit tentang tips-tips itu, meskipun sebagian besar repost, tapi udah gue edit biar lebih greget. Let's check deez awt...






1. Kasih jarak dulu

          Sebelum mengedit tulisan kamu, simpen dulu tulisan tersebut minimal satu minggu, kecuali kamu udah yakin minimal 95% dengan tulisan kamu. Karena dengan memberikan waktu/jarak seperti ini, pasti mata kamu dalam membaca tulisan kamu akan lebih fresh. Mata kamu akan menjadi mata seorang pembaca yang bisa melihat kesalahan-kesalahan yang mungkin tidak terlihat sewaktu sedang menulis dulu.



2. Lebih padat lagi!

          Bagi gue, mengedit lebih berarti memotong, atau merampingkan. Gue akan lihat kalimat-kalimat yang bisa dibuat lebih “padet”. Gue akan coba menggunakan kata yang lebih sedikit untuk tujuan yang sama. Misalnya, di naskah ada tulisan: “Gue sama sekali enggak tahu apa gue harus pergi ke sana atau tidak.” Kalimat ini akan gue buat lebih padet dengan menulisnya seperti ini aja: “Gue bingung ke sana apa enggak.” Kalimat dengan jumlah kata yang sedikit seperti ini membuat tulisan kita tidak terasa “sesak” dan “ramai”.




3. Kurangi kalimat pasif


          Gue pasti sebisa mungkin menggunakan kalimat aktif. Setiap kali gue nemu kalimat pasif, pasti gue ubah menjadi aktif. Seperti misalnya: “Ketimun itu diambil Jawa” akan gue ganti menjadi “Jawa mengambil ketimun”. Penulisan kalimat dalam bentuk aktif akan membuat pembaca bisa membayangkan kalimat tersebut dengan lebih visual. Kalimat aktif juga membuat pembaca merasa tulisannya bergerak maju, dan orang-orang ditulisan tersebut terasa melakukan kegiatan.



4. Speaker attribution

          Speakter attribution berarti frase yang menandakan siapa yang berbicara dalam kalimat langsung. Misalnya “kata Nasar”, atau “kata gue”, atau “kata Nyokap”. Biasanya dalam mengedit gue akan membuat dialog menjadi lebih enak divisualkan dengan mengganti/mencampurkan speaker attribution dengan sebuah kegiatan.
Misalnya:
“Dek, saya mau ada dokumentasi sedikit, bisa ikut foto?" Ajak kakak-kakak berbaju pramuka (KKBP).
"Oh, boleh kak. Ayo woi kita foto!" Seru gue.

"Ayo, ayo!" Kata yang lain.
Pas sampe di parkiran...
"Bentar kak, saya ambil jaket dulu."  Kata gue.
Pas balik lagi...
"Dek, kamu fotoin kita ya."  Kata KKBP.
Gue gondok...

Gue edit menjadi lebih visual dan tidak membosankan menjadi:

“Dek, saya mau ada dokumentasi sedikit, bisa ikut foto?" Ajak kakak-kakak berbaju pramuka (KKBP).
"Oh, boleh kak. Ayo woi kita foto!" Seru gue, semangat. Yang lain gak kalah semangat. "Ayo, ayo!"


Pas sampe di parkiran...


"Bentar kak, saya ambil jaket dulu."  Gue buru-buru ngambil jaket, biar nambah ganteng dikit. Pas balik ke tempat foto, 


KKBP ngasih gue kamera... 


"Dek, kamu fotoin kita ya!"  



Gue gondok...





Seperti itulah kira-kira...




4. Cek typo 
          Selalu cek dan re-check tulisan kamu sudah bebas kesalahan ketik. Tidak ada yang lebih nyebelin buat pembaca selain tulisan yang banyak salah ketik.



5. KISS = Keep It Simple, Stupid!


          Gue adalah tipe penulis yang selalu menghindari penggunaan kata yang terlalu berat. Kalau gue nemuin kata seperti ini dalam buku gue: “Dia harus lebih konsisten dalam mengaktualisasikan idenya.” biasanya gue akan ganti menjadi “Dia harus lebih sering mewujudkan idenya.” Kata-kata dalam Bahasa Inggris yang keluar pas lagi nulis draft pertama seperti “gesture” gue pasti rubah menjadi “sikap”. Sebisa mungkin gue menulis dengan istilah yang lebih banyak orang tahu. Semakin simpel, semakin baik. Menulis bukan untuk memberitahu kamu pintar dan ngerti banyak kata-kata aneh, tapi untuk mengkomunikasikan cerita kamu secara efektif kepada pembaca.




6. Struktur dulu, baru komedi 


          Karena gue adalah penulis blog komedi, sewaktu menulis gue berusaha untuk tertawa pada jokes gue. Kalau gue ketawa, berarti jokesnya berhasil, paling enggak buat gue. Kalau mau ngebuktiin jokesnya lucu banget atau lucu aja, bacalah tulisan kalian berulang-ulang. Kalau untuk membaca yang kesekian kalinya masih tertawa juga, berarti jokesnya emang lucu parah. Walaupun pas lagi editing, gue emang jarang ketawa sama jokes yang gue buat sebelumnya (karena udah tahu apa jokesnya apa). Tapi, biasanya gue akan selalu mencari celah untuk memasukkan komedi ke dalam tulisan sembari mengedit.
Buat kamu yang mau menulis komedi, jangan takut kalau dalam draft pertama tulisan kamu belum lucu. Komedi akan datang sendirinya kalau struktur tulisan kamu sudah rapih dan benar. Konsentrasi dulu dengan cerita yang mau kamu sampaikan, dan komedi bisa ditambahkan/dieksplorasi pada saat rewriting. Hindari penulisan komedi yang malas seperti memasukkan tebak-tebakan, cerita lucu, ini semua harus dihapus pas lagi ngedit tulisan kamu.




7. Hindari hal-hal klise


          Gak tahu dengan penulis lain, tapi gue gak terlalu suka dengan penggunaan istilah yang klise seperti “Dia seperti tong kosong nyaring bunyinya”, atau “Dia cewek terindah yang pernah gue lihat”, atau “Gue cinta sama dia setengah hidup” (berarti udah mati dong?). Istilah klise ini selain sudah terlalu sering digunakan, juga tidak memperkaya tulisan kita sendiri. Setiap kali ngedit, gue mencari istilah-istilah klise ini, membuangnya, dan mencari metafor lain yang belum pernah dipakai sebelumnya.



8. Udah kelar? Edit lagi! 

          Writing is rewriting. Kalau kamu pikir editan kamu udah bagus, kasih jarak seminggu, lalu baca ulang dan edit lagi. Ulangi sampai kamu merasa tulisan kamu sudah benar-benar bagus. Kecuali kalo kamu ditungguin editor dan naskahnya sudah masuk deadline mau terbit. Huehehehhe..
Semoga membantu calon-calon penulis yang juga lagi nulis/ngedit tulisannya. :D


original post from http://radityadika.com/tentang-mengedit/

1 komentar:

  1. bagus gan ditunggu..
    kunjungan balik ya gan
    http://fatonyroyhan.blogspot.com/

    BalasHapus