Rabu, 04 Juni 2014

Puisil



Jadi ceritanya kemaren waktu Gathering SIL ke-2, angkatan 50 nya dibagi ke dalam beberapa kelompok. Tiap kelompok disuruh buat penampilan yang berhubungan dengan SIL yang udah di pilihin sama kakak tingkatnya. Ada kabaret, drama, komedi, dll. Nah, kelompok gue kebagian puisi. Harusnya sih simpel, tapi berubah lebai karena gue yang buat puisinya. Puisinya sendiri nyeritain tentang cowok yang ngajak balikan. Jadi puisinya dibawain sama satu cowok dan satu cewek per bait. Check deez awth, puisil yang berjudul: Kembalilah Lempengan Hatiku     




Cinta..
Akankah engkau kembali ke alinyemen jalan hidupku
Kembali menjadi pondasi jiwaku
Merekonstruksi pecahan hatiku
Membangun kembali gedung kenangan kita


Cinta?
Bukankah engkau yang telah melongsorkan hatiku?
Bukankah engkau yang memporak-porandakan atap jiwaku?
Engkau pula lah yang merusak tiang-tiang cinta kita yang sekeras batu andesit?
Cinta?


Ya, cinta..
Benar akulah yang menghancurkan girden-girden jembatan cinta kita
Akulah yang mengacaukan denah hatimu dengan gempa tektonikku
Aku jugalah yang mengacak-acak denah kehidupanmu dengan bulldozerku
Tapi..
Bisakah kau menerima ketulusanku yang sebesar caisson menghunjam bumi?
Akankah kau mengambil butiran hatiku dengan tower crane cintamu?
Sudikah engkau memungut cintaku yang terbuat dari dinding hatimu?


Benar..
Benar engkaulah yang mengotori stabilitas kehidupanku
Engkaulah pula yang mencoret kurva-s proyekku
Tapi tetap engkau yang menjembatani suka dan dukaku
Tetap engkaulah yang melapisiku dengan mortar cinta dan mengecatku dengan sempurna
Tapi..
Sudikah engkau men-joki-kan Kalkulus dua untukku?
Dapatkah engkau meluluh lantakkan Ekonomi Teknik demi diriku?


Cinta..
Demi dirimu, hujan aspal pun akan ku lewati
Badai semen pun akan ku hadapi
Kalkulus lima pun akan ku habisi
Demi dirimu, kembali padaku


Wahai cinta..
Tak usahlah kau meluruskan menara pisa demi ku
Tak perlu kau bendung sungai amazon dengan tanganmu
Janganlah kau men-joki-kan Mekanika Tanah untukku
Karena cukuplah dengan kau bendung cinta kita berdua,
Kembalilah menjadi pondasiku, wahai tiang hatiku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar